SALAH satu makanan khas Purbalingga yang menjadi
klangenan para pecinta kuliner adalah Soto Kriyik. Soto ini berbeda
dengan soto yang lain, seperti Soto Sokaraja atau Soto Pekalongan.
Karena ada campuran khusus yang diberikan pada soto ini, yaitu adanya
bergedel yang digoreng kering sehingga ketika dikunyah berbunyi kriyik.
Dia menjelaskan yang membedakan soto kriyik dengan soto yang lain adalah kuah soto ini juga diberi campuran kuah santan. Selain itu juga ditambahi dengan bergedel yang digoreng kering yang ditaburkan di adonan soto. Untuk menambah mantap rasanya,kadang pembeli juga meminta ditambahi satu butir telor ayam rebus. Kalau bahannya yang lain hampir sama dengan soto lain khas Banyumasan. Ada irisan ketupat, tauge, muncang dan remah-remah kerupuk dan juga sambal kacang, kata Sulastri.
Dia menjelaskan keluarganya memang sudah turun temurun berjualan soto kriyik. Tak heran apabila pelanggannya banyak. Apalagi makanan ini merupakan makanan khas di Purbalingga. Makanya banyak yang mencarinya. Terutama warga Purbalingga yang ada di perantauan. Ketika kebetulan pulang ke sini mereka selalu menyempatkan diri untuk mencicipi soto kriyik, lanjutnya.
Harga satu mangkok soto kriyik hanya Rp 9000 apabila menunya menggunakan telor. Namun apabila tidak hanya Rp 8000. Sulastri mengatakan karena dia berjualan di pasar, maka warungnya buka sejak pagi. Biasanya dagangannya akan habis menjelang siang. Dalam sehari rata-rata dia bisa menjual sekitar 80 hingga 100 mangkok soto. Pembeli kebanyakan adalah pedagang pasar dan juga pembeli di pasar yang sudah menjadi langganan, ujarnya.
Toto Rusmanto (45), salah seorang pelanggan soto kriyik mengatakan dia sangat menggemari makanan itu. Menurutnya soto kriyik rasanya berbeda dengan soto yang lain. Kuahnya lebih harum dan daging ayamnya terasa empuk karena menggunakan ayam kampung. Ditambah lagi dengan adonan santan yang dicampur dalam kuah dengan cita rasa kaldu ayam. Sangat cocok buat sarapan atau makan siang, katanya sembari menyantap soto kriyik.
Posting Komentar