Setelah
Perang Mangkubumen berakhir, tahun 1755 berdiri Keraton Jogjakarta dan
Raden Tumenggung Yudanegara III diangkat menjadi patihnya.
Atas
petunjuk dan bimbingan Kiai Arsantaka, pusat pemerintahan yang semula
di Karanglewas dipindahkan di desa Purbalingga, suatu desa yang
dianggap subur dan strategis.
Sejak saat itu Purbalingga sudah lepas dari Banyumas dan berdiri sederajat langsung dibawah Pemerintahan pusat di Surakarta.
Di
Purbalingga tanggal 23 Juli 1759, dibangun alun-alun dan rumah
kadipaten serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan pusat
Pemerintahan. Menurut perhitungan Kantor Kesantanan Sidikoro, Baluwerti,
Keraton Surakarta,tanggal berdirinya rumah Kadipaten itu adalah jatuh
pada hari Senin Legi 26 Selo tahun Ehe 1684 (tahun jawa).
Bupati
pertama Purbalingga adalah Raden Tumenggung Dipayuda III, memerintah
tahun 1759-1787. Dimuka telah diterngkan bahwa Raden Tumenggung Dipayuda
III adalah Putera Kiai Arsantaka yang bernama Kiai Arsayuda. Dari
perkawinan dengan puteri R.T Yudanegara III (Padmi) R.T. Dipayuda III
menurunkan:
1. Nyai Citrawangsa,
2. Masajeng Trunawijaya.
Sedangkan dengan Nyai Tegalpinang (Selir) Raden Tumenggung Dipayuda III menurunkan:
1. R.T. Dipakusuma I, Bupati Purbalingga Kedua,
2. Raden Dipawikrama Ngabehi Dayeuhluhur,
3. Raden Kertosono, Patih Purbalingga,
4. Raden Nganten Mertakusuma Kemranggon, dan
5. Kiai Kertadikrama, Demang Purbalingga.
Sumber : Babad dan Sejarah Purbalingga, Tri Atmo; Pemerintah DATI II Purbalingga; 1984.
Posting Komentar