Nama pemiliknya sebetulnya Pak Khariri, namun karena lokasi rumahnya terletak disalah satu jalan desa di Desa Jatisaba, Kecamatan Purbalingga, maka para konsumen biasa menyebut "Soto Jatisaba". Pak Khariri telah berjualan soto sejak tahun 1960, yang dimulai dengan berdagang keliling. 
Dan sekitar tahun 1970-an, Pak Khariri memilih berdagang di rumahnya. Boleh dikatakan hampir setiap ada moment rapat yang besar, termasuk acara silaturahmi dan pelepasan pejabat di Purbalingga, hampir tidak pernah ketinggalan salah satu hidangannya adalah "Soto Jatisaba". Kenapa Jatisaba yang mendapat prioritas? Ternyata dibandingkan dengan soto yang ada saat ini, Soto Jatisaba boleh dikatakan rasanya cukup Nyampleng (bahasa Banyumasan yang artinya kurang lebih eeennaaak). 
Sebetulnya kalau dilihat secara sepintas, mungkin tidak ada bedanya dengan soto yang lain, seperti ketupat, toge, soun putih, kerupuk dari ketela pohon, potongan daging sapi yang empuk dan jumlahnya cukup banyak, dan disiram dengan kuah. Yang membedakan mungkin terletak pada bumbu kuah yang pas dengan lidah orang Banyumas, serta disatu sisi yaitu kecapnya yang ternyata buatan sendiri, cita rasanya sangat-sangat lain dibandingkan dengan soto yang lain.
Bagi warga Purbalingga penggemar jajanan, apalagi bagi warga Purbalingga yang berada diluar daerah Purbalingga apabila belum menikmati Soto Jatisaba serasa belum lengkap, karena rahasia dari soto Jatisaba memang lain. Silahkan buktikan.
Alamat, walaupun agak sedikit jauh dari kota Purbalingga ke arah timur (lebih kurang 2 km) namun begitu masuk Desa Jatisaba bertanya rumah Soto Bapak Khariri, semua sudah tahu. Jangan khawatir soal harga, satu porsi dijamin cukup kenyang hanya mengeluarkan kocek sebesar Rp 12.000,-

Posting Komentar

 
Top