Bagi
Anda penggemar kuliner sate kambing dan berkesempatan berkunjung ke
Purbalingga, ada tempat yang pas untuk memanjakan lidah. Meski
lokasinya berada agak jauh dari kota Purbalingga, sekitar 7 kilometer
dari pusat kota, tepatnya di jalan raya Desa Bojong, Kecamatan Mrebet,
namun setelah menikmati sate kambing Pak Yani tak akan merasakan jauhnya
perjalanan itu. Untuk mencapai tempat ini, tak begitu sulit. Warung
sate kambing Pak Yani berada di jalur jalan raya Mrebet – Serang
Kutabawa. Jika Anda melintas di pertigaan Selaganggeng Mrebet, tanya
saja arah warung sate Pak Yani, pasti hampir semua orang tahu.
Keistimewaan
sate kambing Pak Yani, terletak pada rasa dagingnya yang super empuk.
Pemilik warung sate ini, Mahyan menuturkan, ia spesial memberikan
kepuasan kepada para pelanggan dan penggemar sate dengan kambing yang
masih muda. ”Kambing yang saya pilih, paling besar berumur 3 bulan.
Jadi, sate yang saya sajikan pasti dijamin empuk,” ujar Mahyan yang oleh
teman-temannya sering dipanggil Yani sehingga warungnya diberi label
Sate Kambing ’Pak Yani’.
Asal
kambing yang dipotong pun sangat selektif. Mahyan memilih kambing yang
dipotong berasal dari Kecamatan Kejobong. Konon, kambing khas Kejobong
(Purbalingga), kekenyalan dagingnya tidak dijumpai pada kambing sejenis
yang berasal dari wilayah lain. ”Barangkali karena kambing-kambing dari
wilayah Kecamatan Kejobong lebih sering diberi makanan daun singkong,
jadi dagingnya terasa empuk,” ujar Mahyan. Meski belum ada penelitian
secara ilmiah soal pengaruh pakan hijauan terhadap kekenyalan kambing,
namun Mahyan mengaku, kambing-kambing asal Kejobong yang rata-rata
berwarna hitam, sangat cocok untuk dibuat sate.
Selain kekenyalan daging yang super empuk, sajian rasa sate kambing Pak Yani boleh
dibilang sangat istimewa. Berbeda dengan kebanyakan warung sate
lainnya, tusukan daging yang telah dibakar dengan arang membara,
kemudian ditempatkan pada sebuah hotplate. Banyak pelanggan yang mengira
jika proses pembakaran hanya menggunakan hotplat, tetapi sebenarnya
pembakaran sate tak beda jauh dengan pedagang sate lainnya. Bumbu-bumbu
yang dipakai oleh Pak Yani pun hampir sama dengan pedagang sate lainnya.
Resep
lain yang dipakai Pak Yani agar satenya empuk adalah tidak mencampurkan
lemak dari daging sapi untuk campuran satenya. Kebanyakan pedagang sate
kambing, mencampurkan lemak sapi atau lemak domba untuk memudahkan
pembakaran. ”Campuran lemak yang disatukan tetap berasal dari kambing,
bukan dari ternak lain. Namun, jika ada pelanggan yang meminta sate
tanpa lemak alias polos, tetap kami layani dengan senang hati,” ujar
Mahyan yang telah mematenkan trade satenya ke Departemen Hukum dan Hak
Azasi Manusia (HAM) RI.
Harga
satu porsi sate isi 10 tusuk dengan potongan daging lumayan tebal,
terbilang murah. Per porsi dihargai Rp 17 ribu. Harga ini boleh dibilang
wajar dan bahkan murah, hingga banyak pelanggan yang berdatangan setiap
harinya. Selain sate, warung sate Pak Yani juga menyiapkan gulai
kambing sebagai teman santap sate. Satu porsi gule dihargai Rp 8 ribu.
Satu porsinya cukup untuk tiga orang.
Dalam
sehari, Mahyan mengaku mampu memotong kambing muda sebanyak lima ekor.
Kambing tidak langsung sekaligus dipotong sebelum warung dibuka. Namun
pemotongan kambing dilakukan bertahap. Begitu kambing pertama habis
terjual, langsung dipotong kambing berikutnya. ”Untuk memotong satu ekor
kambing dan menyiapkan menjadi beberapa tusukan sate, kami Cuma butuh
waktu waktu 10 menit,” ungkap Mahyan yang mulai membuka usaha di Mrebet
sejak bulan April 2006.
Warung sate Pak Yani juga melayani pesanan dalam jumlah besar. Pemesanan
dari luar kotapun tetap ia layani. Bahkan sampai kota-kota besar
seperti di Yogya dan Semarang. ”Kalau untuk pesanan kurang dari lima
ekor, ternak kambing saya potong dirumah. Namun, jika pesanan dalam
jumlah banyak, kambing saya potong langsung ditempat pemesan,” ujar
Mahyan sembari menambahkan harga per ekor kambing pesanan sebesar Rp 800
ribu. Harga tersebut sudah berujud sate matang dan gulai kambing.
Sate
kambing Pak Yani juga sungguh nikmat jika ditemani minuman teh poci
dengan gula batu. Rasa teh yang manis dan hangat dengan ditingkahi
daging empuk dan hangat pula, akan membuat lidah Anda semakin
dimanjakan.
Posting Komentar