Perang
Biting terjadi didesa-desa Kaligondang, Selanegara, Selakambang, dan
Cilapar, antara Pasukan Diponegoro melawan kompeni Belanda, berkobar
semasa Raden Tumenggung Bratasudira menjabat sebagai Bupati Purbalingga
ketiga.
Tetapi kenyataannya, kompeni telah memperalat orang-orang pribumi untuk menhadapi lawannya.
Selaku
Bupati yang berpihak kepada Belanda, karena Kabupaten Purbalingga
dibawah pemerintahan Surakarta, Raden Tumenggung Bratasudira
memerintahkan rakyatnya untuk membuat jagang (lubang perlindungan
berbentuk melingkar) di desa-desa yag menjadi ajang pertempuran itu.
Semua pemuda usia antara 18-30 tahun diwajibkan ikut ambil bagian dalam
menghadapi pasukan Dipopegoro itu.
Bertindak
sebagai komandan pasukan Purbalingga ini adalah Raden TARUNAKUSUMA
(adik kandung R.T. Bratasudira). Kecuali bantuan dari kompeni, ia
dibantu juga oleh:
1. Adipati Lanjar (Banyumas),
2. Adipati Cakranegara (Banyumas),
3. Adipati Panolih (Sokaraja),
4. Adipati Alang-Alang Bundel (Banjaran),
5. Adipati Karanglewas (Kutasari),
6. Orang Cina totok bernama Tho A Tjan dan Gan Tiong Sun yang masing-masing berasal dari Bayeman dan Wiradesa.
Tho A Tjan terkenal dengan sebutan A Tjan, sedangkan Gan Tiong Sun dinamakan juga Gentong Lontong.
Pasukan Diponegoro dipimpin oleh Tubagus Buang asal Banten. Ia pun mendapat bantuan dari :
1. Bupati Banjarnegara dengan Putera,
2. Adipati Ambal (Kebumen), dengan Putera,
3. Ki Sura Menggala (Binorong, Banjarnegara),
4. Ki Singa Yuda (dari Singamerto), dan
5. Ki Purwo Suci dari Jogjakarta.
Sungai Lebak dijadikan garis demarkasi. Pihak Belanda disebelah barat, dan lawannya diseberang timur sungai.
Kedua
belah pihak bertempur mati-matian dan semrawut. Pernah pada suatu malam
terjadi pertempuran dipertigaan jalan. Karena suasan gelap, maka kedua
belah pihak berperang secara membabi buta. Tidak kenal mana kawan dan
mana lawan. Akibatnya banyak korban mati penasaran. Adipati Lanjar
melarikan diri. Sabuk (ikat pinggang) yang dipakainya jatuh disuatu
tanjakan jalan. Akhirnya ia ia sendiri jatuh tersungkar (kesumpet)
disebuah sungai, hingga menemui ajalnya. Sungai itu hingga sekarang
dinamakan kali Sumpet.
Korban
jiwa dikedua belah pihak tidak sedikit jumlahnya. Sebagian besar
dikalangan mereka terdiri dari orang-orang pribumi. Memang tragis,
mereka telah menjadi korban akibat politik devide et impera Belanda yang
tak berperikemanusiaan.
Tempat
dimana ertempuran semrawut itu terjadi, hingga sekarang dinamakan
Gembrungan. Dan tanjakan dimana sabuk Adipati Lanjar hilang disebut
tanjakan Sabuk. Sebagian masyarakat masih menganggap, bahwa tanjakan
Sabuk tersebut merupakan tempat pengalapan (sering terjadi kecelakaan).
Bersamaan
prajurit-prajurit lainnya, Tubagus Buang dalam pertempuran itu pun
gugur. Jenazahnya dimakamkan didesa Kaligondang. Namanya makam BANTENAN.
Mungkin nama ini ada kaitannya karena ia berasal dari Banten. Sementara
itu prajurit-prajurit Diponegoro lainnya yang gugur dimakamkan
dipekuburan Priyayi desa Kaligondang.
Selain
Adipati Lanjar dipihak Belanda pun kehilangan Gan Tiong Sun yang
merupakan prajurit inti. Makam Gan Tiong Sn disebut pesarehan Gendung
Kala Ganaceng. Lokasinya di Blok Biting desa Kaligondang. Biting dari
asal kata beteng, artinya tempat perlindungan dalam perang.
Pertempuran
berkahirsetelah ada berita, bahwa Pangeran Biponegoro ditangkap dan
diasingka Belanda. Prajurit-prajurit kedua belah pihak telah terlanjur
berantakan. Yan masih hidup mengungsi atau pulang keasalnya
masing-masing. Ki Purwa Suci menetap di desa Selakambang hingga akhir
hayatnya. Makam Ki Purwa Suci di desa Selakambang itu oleh sebagian
masyarakat masih diangap keramat.
Sesuai
perang Diponegoro semua prajurit Purbalingga yang selamat dikumpulkan.
Mereka diberi hadiah dan penghargaan sebagai tanda jasa dari Bupati. Tha
A Tjan mendapat sebidang tanah disebelah selatan Bojongsari yang sampai
sekarang dikenal dengan sebutan Kutabaru.
Sumber : Babad dan Sejarah Purbalingga, Tri Atmo; Pemerintah DATI II Purbalingga; 1984.
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.