SATE Blater juga bisa menjadi menu pilihan bagi Anda
penggemar kuliner sate. Sate khas Purbalingga ini dinamai Blater karena
asal mula sate ini dari Desa Blater, Kecamatan Kalimanah. Di desa Blater
ada puluhan warung sate berjajar di sepanjang Jalan Daendels.
Meski sama-sama sate ayam, Sate Blater sedikit berbeda dengan sate
madura atau sate ayam lainnya. Perbedaannya terletak pada cara
memasaknya. Jika pada umumnya sate dibakar saat daging masih mentah,
kalau sate blater sebelum dibakar harus direndam dalam bumbu rahasia
racikan khas orang-orang Desa Blater.
Pada mulanya Sate ini hanya dijajakan secara berkeliling oleh beberapa orang yang
memang bertempat tinggal dan menyiapkan segala persiapan berjualan dari
desa Blater ini. Sate Blater ini biasa diedarkan keliling dengan
menggunakan angkringan gendong dan kemudian akhirnya mangkal di jalan
protokol di kota Purbalingga. Jarak Blater ke Purbalingga relatif tidak
jauh sekitar 5 kilometer, jadi mungkin para penjualnya masih kuat
memanggul angkringannya itu. Kalau sekarang sih sudah dimodifikasi
dengan menggunakan bantuan sepeda atau sepeda motor. Mengingat asal
penjualnya dari desa Blater inilah maka sate ini dikenal dan populer
dengan sebutan sate Blater.
Banyak orang yang memerlukan sate dalam jumlah besar, sering datang
langsung ke rumah penjual ini untuk membeli di sana. Kalau tidak mau
menunggu lama, mungkin paling enak pesan dulu untuk diambil jam berapa
atau untuk hari kapan. Pemesan tinggal menyebutkan jumlah sate yang
dipesan dan memberi uang muka seperlunya, kemudian tinggal kembali lagi
nanti untuk mengambil pesanannya tersebut.
Lokasi rumah penjual sate Blater ini relatif masuk di dalam kampung
tetapi mudah dicari. Dari jalan raya desa Blater ini, sampai di simpang
pertigaan SD Negeri Blater atau sekarang kampus Unsoed itu masuk ke arah
dusun Blater Endep (kidul). Setelah lewat lapangan terus masuk kampung
dan sekitar jarak 150 meter ada pertigaan kecil belok kiri. Lebih
mudahnya di situ tanya saja tempat sate Blater ini mesti orang setempat
akan menunjukkan. Rumah ini berdekatan dengan rumah sinden Nyatni yang
sangat terkenal di daerah Purbalingga.
Sate Blater sebenarnya mirip dengan sate ayam biasa, namun ada rasa
yang khas karena dagingnya empuk dan rasa bumbu satenya yang mantap.
Sate ini menggunakan daging ayam kampung yang diramu khusus dengan
bumbu-bumbu dapur sebelum dibakar. Daging ayam yang telah dipotong
kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam ramuan bumbu dan dibiarkan
beberapa lama sehingga bumbu meresap ke dalam daging. Setelah itu,
potongan daging ditusuk dengan menggunakan tusuk sate yang menggunakan
lidi kelapa. Satu tusuk berisikan empat potong irisan daging ditambah
satu potong bagian kulit. Potongan kulit ini ditambahkan agar saat sate
terbakar dapat membantu pematangan karena ada lemak yang menetes serta
memberi aroma sate yang khas.
Sate dibakar dengan menggunakan arang kayu yang cukup panas. Jadi
perlengkapan tukang sate ini yang khas adalah berupa kipas persegi
panjang dari belahan bambu untuk menjaga arang kayu tetap membara. Kalau
di rumah sih, sekarang mereka menggunakan kipas angin listrik yang
lebih praktis, walaupun kipas bambu ini tetap digunakan.
Satu yang khas lagi dari sate Blater ini adalah bumbunya. Bumbu sate
yang digunakan terasa mantap dengan aroma bumbu kacang yang diberi
cabai, bawang dan kunyit dengan gula merah. Jadi setelah diberi air
panas untuk dibuat bumbu cair dan kemudian disiramkan ke sate yang telah
dibakar, maka akan terasa menggiurkan di mata. Terlebih setelah
dimakan, jauh lebih enak lagi terasa di lidah. Kacang tanah pada bumbu
sate yang digunakan memang tidak digiling halus jadi dapat memberikan
rasa gurih saat disantap. Enak pokoknya, atau kalau pakai istilah orang
sana itu Nyamleng pokoknya…..
Tidak percaya ? Anda mau mencoba ? Silakan datang saja ke Blater…..
Posting Komentar